ROBOTIKA INDONESIA
Kata “robot” diambil dari bahasa Ceko (Chech), yang memiliki arti “pekerja” (worker). Robot merupakan suatu perangkat mekanik yang mampu menjalankan tugas-tugas fisik, baik di bawah kendali dan pengawasan manusia, ataupun yang dijalankan dengan serangkaian program yang telah didefinisikan terlebih dahulu atau kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Jika sebelumnya robot hanya dioperasikan di laboratorium ataupun dimanfaatkan untuk kepentingan industri, di negara-negara maju perkembangan robot mengalami peningkatan yang tajam, saat ini robot telah digunakan sebagai alat untuk membantu pekerjaan manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya teknologi elektronik, peran robot menjadi semakin penting tidak saja dibidang sains, tapi juga di berbagai bidang lainnya, seperti di bidang kedokteran, pertanian, bahkan militer. Secara sadar atau tidak, saat ini robot telah “masuk” dalam kehidupan manusia sehari-hari dalam berbagai bentuk dan jenis. Ada jenis robot sederhana yang dirancang untuk melakukan kegiatan yang sederhana, mudah dan berulang-ulang, ataupun robot yang diciptakan khusus untuk melakukan sesuatu yang rumit, sehingga dapat berperilaku sangat kompleks dan secara otomatis dapat mengontrol dirinya sendiri sampai batas tertentu.
Evolusi Robot Indonesia
Sejauh ini,
belum ada data yang dapat memberikan kepastian mengenai kapan robot, sebagai
teknologi, mulai dikembangkan di Indonesia. Namun mulai tahun 80-an, kebijakan
nasional dalam pengembangan riset teknologi telah memberikan dukungan pada
litbang permesinan otomatis dalam rangka mencermati dan menunjang Sumber Daya
Manusia Indonesia yang memiliki minat dan kemampuan untuk menguasai teknologi
robot. Salah satu wujud konkretnya adalah dikembangkannya sejumlah
laboratorium, seperti MEPPO (Mesin Perkakas Teknik
Produksi dan Otomatis) yang diprakarsai oleh BPPT bekerjasama dengan
ITB, Industri
strategis, serta LET (Laboratorium Elektronika Terapan)
di LIPI.
Sejak
dikembangkannya sejumlah laboratorium tersebut, beraneka macam permesinan
otomatis / robot telah berhasil dikembangkan, diproduksi, serta dikomersilkan
oleh berbagai industri, baik industri strategis maupun industri lainnya di
Indonesia. Bahkan dalam pengembangan robot terbaru saat ini, telah dikembangkan
jenis robot yang memiliki kemampuan untuk mengontrol seluruh sistem operasi
suatu pabrik.
Sejak tahun
80an, pendayagunaan dan pemanfaatan permesinan otomatis telah dilakukan
terutama melalui sejumlah industri strategis, di antaranya: PT PINDAD
(sistem, peralatan, dll.), PT LEN Industri (IT, perangkat
lunak, komputasi), PT Bharata dan PTBBI (pengecoran presisi untuk
membuat bagian-bagian mesin), dll. Di samping itu, PT DI dan PT PAL, yang merupakan pengguna
mesin otomatis, telah menguasai pengetahuan mengenai operasionalisasi robot
untuk teknologi pesawat terbang dan teknologi perkapalan.
Kontes Robot
Indonesia pertama kali diselenggarakan oleh Depdiknas tahun 1990. Sebelas tahun
berikutnya, tepatnya pada tahun 2001, salah satu perwakilan dari Indonesia,
yaitu tim B-Cak dari PENS-ITS telah berhasil mencapai
prestasi yang spektakuler, yakni dengan keluar sebagai Juara Pertama pada Asia
Pasific Broadcasting (ABU) Robocon yang diselenggarakan di Tokyo.
Pada tahun
2001 juga, Kementerian Ristek bersama dengan Depdiknas telah mempromosikan
juara Kontes Robot Indonesia dalam pameran Ristek tahunan yaitu RITECH EXPO (Research,
Inovation, Technology Expo) yang diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta. Dalam
pameran tersebut terlihat respon positif dan antusiasme dari masyarakat.
Menjelang Kontes Robot Indonesia 2004, Kementerian Ristek
bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional - Fakultas Teknik Universitas
Indonesia telah menyelenggarakan semiloka (seminar dan lokakarya) dengan
tema "Peluang dan Tantangan Teknologi Robot di Indonesia". Semiloka
ini diselenggarakan dengan tujuan mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan
dalam rangka pengembangan teknologi robot, agar para stakeholders tersebut
dapat saling berbagi informasi terbaru dan berbagi pemahaman mengenai isu-isu
teknologi robot yang sedang berkembang saat itu. Sasaran yang ingin di capai
dengan semiloka ini adalah terdifusinya teknologi robot ke kalangan masyarakat
yang lebih luas. Yang menjadi sasaran dalam semiloka tersebut adalah difusi
teknologi robot pada kalangan masyarakat yang lebih luas. Dengan
diselenggarakannya seminar ini, diharapkan kalangan mahasiswa dapat memperoleh
informasi mengenai kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah serta
kebutuhan industri dalam pemanfaatan dan pendayagunaan robot. Di sisi lain,
pihak industri bisa mendapatkan informasi dan gambaran mengenai pemanfaatan dan
pendayagunaan robot untuk keperluan dan kepentingan industry, serta prospek dan
kemampuan yang para mahasiswa dalam mengembangkan teknologi robot.
Ketika Mobil Robot LIPI (MOROLIPI) Beraksi
Salah satu
langkah untuk mencegah terjadinya ledakan bom adalah menjinakkan bom tersebut sebelum meledak.
Namun menjinakkan bom
merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi, karena bom tersebut dapat
meledak kapan saja. Untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa dalam upaya
menjinakkan bom,
diperlukan sebuah security robot yang dapat
menggantikan tugas manusia.
Selama ini
upaya ”penjinakan” bom
di Indonesia lebih banyak mengandalkan keahlian manusia, meski dalam beberapa
kasus, ancaman bom
dapat dipatahkan dengan menggunakan detector maupun alat penjinak bom.
Selama
kurang lebih sepuluh tahun terakhir ini beberapa lembaga riset nasional mulai
mengembangkan sistem detektor dan robot penjinak bom. Di antaranya Badan Tenaga
Nuklir Nasional (Batan), yang telah mengembangkan sistem analisis bahan
eksplosif, bahkan narkoba dengan cara mengaktifkan neutron cepat menggunakan
generator neutron.
Generator
neutron telah dikembangkan di Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Batan sejak tahun 1998. Pendeteksian bahan eksplosif dilakukan dengan cara
memancarkan berkas neutron yang telah diaktivasi ke obyek, misalnya, kontainer
yang berisi bahan eksplosif.
Dari
spektrum sinar gamma yang timbul, dapat diketahui isi kontainer tersebut.
Karena bahan peledak terdiri dari unsur H, C, N, dan O dalam komposisi
tertentu, maka melalui spektrum sinar unsur-unsur tersebut dapat terbaca.
Penanganan
bom dan/atau bahan peledak juga dapat dilakukan dengan menggunakan robot.
Sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Endra Pitowarno dari Politeknik
Elektronika Negeri, Surabaya Institut Teknologi 10 Nopember, yang telah
menghasilkan tiga generasi robot penjinak bom sejak 2003.
Belakangan,
dikembangkan robot
untuk menekan risiko tersebut. Sebenarnya penggunaan robot semacam itu
oleh pasukan penjinak bahan peledak atau Tim Gegana Polri sudah dilakukan sejak
lama. Sayangnya, robot-robot yang digunakan
masih produk impor, antara lain berasal dari Israel dan Inggris.
Pemanfaatan security robot semacam itu
yang paling menghebohkan akhir-akhir ini tentu saja terjadi ketika
penggerebekan teroris di Dusun Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Robot penjinak bom
tersebut berjalan perlahan melintasi halaman dan menyelinap ke dalam rumah
target. Robot ini
mampu mengambil gambar, video bahkan memindahkan benda. Dengan pergerakannya
membopong kamera, robot ini memuluskan langkah polisi dalam membekuk orang yang
bersembunyi dalam rumah di tengah ladang jagung yang berhawa dingin tersebut,
yang diduga sebagai mastermind dari serangkaian tindakan terror yang terjadi di
Indonesia selama satu dekade terakhir (termasuk terror bom yang terjadi di
Hotel The Ritz-Carlton dan JW Marriott, kawasan Mega kuningan, Jakarta 17 Juli
lalu).
Robot yang digunakan
ketika itu didatangkan khusus dari Israel dengan harga yang cukup tinggi, harga
per unitnya bisa mencapai 1 Milyar Rupiah. Namun demikian, sebenarnya Estiko
Rijanto, seorang peneliti mekatronika dan sistem kontrol di Pusat Penelitian
Tenaga Listrik dan Mekatronik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), telah berhasil
menemukan dan merakit robot penjinak bom, yang diperkenalkannya pada tahun
2006. Robot pengintai tersebut diberi nama Morolipi v1.0,
mobil robot penjinak bom yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia). Prototipe Morolipi yang telah dipatenkan itu desain awalnya
dirancang pada tahun 2004 yang kemudian dilanjutkan hingga tahun 2008. Namun
demikian, menurut Menteri Riset dan Teknologi saat itu, Kusmayanto Kadiman,
robot tersebut mungkin belum bisa digunakan karena masih tahap pengembangan.
Morolipi
adalah unit mobil robot
berlengan penjepit yang memiliki kemampuan memotong putus kabel yang juga robotik. Dalam
uji coba menjinakkan bahan peledak, Morolipi
terbukti dapat bekerja efektif, yaitu memotong rangkaian kabel berukuran
diameter 2 mm yang dapat memicu ledakan sehingga bahan peledak nonaktif.
http://id.wikipedia.org/wiki/Robotika_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar